• About Men

    I am a Citizen of the World, and my Nationality is Goodwill. Welcome to my present internet home.
  • Follow Me On

  • Ideologi
  • Perspektif
  • Life Style
  • Humaniora

Paradoks Kebahagiaan

November 24, 2015

Ada sebuah penelitian fantastis yang dilakukan oleh Harvard Study of Adult Development untuk mempelajari apa sebenarnya rahasia kebahagiaan, project fantastis ini dikepalai oleh seorang psikiater ternama yaitu George Vaillant. Kabarnya ini adalah sebuah mega proyek terlengkap dan terpanjang yang pernah dilakukan. Selama 72 tahun, para peneliti merekam dan menganalisa 268 pria yang masuk kuliah di akhir tahun 1930-an dulu, mengikuti mereka disepanjang era perang, karir, pernikahan dan perceraian, serta masa-masa lanjut usia hingga sampai pada waktu kematiannya.

“Positive emotions make us more vulnerable than negative ones. One reason is that they’re future-oriented. Fear and sadness have immediate payoffs—protecting us from attack or attracting resources at times of distress. Gratitude and joy, over time, will yield better health and deeper connections—but in the short term actually put us at risk. That’s because, while negative emotions tend to be insulating, positive emotions expose us to the common elements of rejection and heartbreak.”

Menurut study tersebut, segala sesuatu yang manusia lakukan, terpicu dari sebuah mekanisme pertahanan. Mekanisme ini analoginya sama seperti darah kita yang bisa secara otomatis menjaga keseimbangan tubuh, yaitu dengan cara menggumpal atau bahkan mengental ketika permukaan kulit kita tergores sehingga menjadi/menimbulkan luka. Ketika kita mengalami tekanan atau tantangan hidup apapun, maka jiwa kita akan secara otomatis ‘mengeluarkan reaksi gumpalan emosi tertentu’ untuk mencegah ‘pendarahan jiwa’.

Jadi, sebenarnya; amarah, keputusasaan, kecanduan, dendam, usaha cari perhatian, kekerasan, dan atau bahkan tindakan-tindakan emosional negatif lainnya, sebenarnya adalah usaha Anda (secara otomatis) untuk melindungi diri agar tidak terluka/tertekan lebih jauh. Atau lebih ringkasnya, Anda cenderung bertindak negatif agar bisa merasa positif. Sebuah ironi kehidupan yang harus Kita sadari dan berusaha menghindari.

Ini juga salah satu alasan utama mengapa ada banyak sekali orang yang berkata mereka ingin dicintai, bahagia, dihargai, namun mereka justru malah memanipulasi diri, melakukan hal-hal yang justru membuat merek sulit dicintai, sulit bahagia, dan sulit dihargai. Mereka menutup diri, menyiksa diri, jatuh cinta pada rasa sakit, karena setidaknya rasa sakit itu benar-benar nyata pada saat itu juga (immediate pay-offs), dibandingkan harus beresiko membuka diri, mempelajari dan menunggu kebahagiaan sebenarnya yang memang butuh waktu yang tidak sebentar.

HappinessMindsetPerspektif
Share

Ideologi

Andri Poernawan
I am an ordinary man who believes, we find peace not by rearranging the circumstances of our life, but by realizing who we are at the deepest level. Always look for the silver lining, and try to find the sunny side of life

You might also like

Cari Tiket Murah ke Medan? Jangan Lupa Jelajah Dua Pulau Unik Ini
January 31, 2018
Transformasi
December 19, 2016
Servomechanisms 2
November 8, 2016

9 Comments


Lusi
November 24, 2015 at 9:02 am
Reply

Lokasi fotonya itu dimana? Vintage keren. TV & kipasnya masih hidup nggak? Nggak fokus nih 🙂



    Andri Poernawan
    November 24, 2015 at 9:04 am
    Reply

    Hahaha.. disalah satu cafe dibilangan Jakarta Selatan 😀

kutukamus
November 24, 2015 at 3:35 pm
Reply

Surviving, in a healthy way—mungkin kira-kira begitu ya Pak Andri?
PS: mejanya asyik, agak melengkung (ikut nggak fokus) :mrgreen:



Ayu Citraningtias
November 25, 2015 at 12:52 am
Reply

dalam pencapaian kebahagiaan harus ada perjuangan dan entah perjuangan seperti apa, bahkan menghalalkan segala cara, ironi



Siti Fatimah Ahmad
November 25, 2015 at 3:05 am
Reply

Assalaamu’alaikum wr.wb Andri….

Kebahagiaan itu terletak di hati. Jika hatinya tenang dan bahagia, maka pembawaan itu akan bertampak di luaran sikapnya. Manusia yang tidak tenteram jiwanya sudah pasti hubungannya dengan Allah tidak baik. Oleh itu, dengan mengingati Allah jiwa kita akan tenteram dan bisa mengendali emosi walau sedang dilanda musibah yang besar. Kajian yang bermanfaat untuk dikongsi bersama agar kita faham kelemahan manusia saat berhadapan dengan masalah hidup.

Salam sejahtera dari Sarikei, Sarawak.



Asop
November 25, 2015 at 6:03 pm
Reply

Wah bener banget penelitian itu. Ternyata apa yang saya tonton di serial2 barat bener seperti itu. 😀
Orang akan melakukan apapun supaya bisa bahagia, dan cenderung akan mensugesti dirinya sendiri bahwa dia “sudah bahagia”. Dalam sugestinya itulah, orang akan melakukan hal apapun asalkan dia bisa bahagia, termasuk hal2 yang menurut orang banyak adalah negatif. Menutup diri, marah, menyesal, dan banyak lagi sikap yang lain.



Anisa AE
November 26, 2015 at 11:37 am
Reply

Betul banget tuh. Itu yang saya lakukan dulu … Sampai akhirnya harus menelan lebih banyak kekecewaan daripada kebahagiaan.



The Jombang Taste
November 30, 2015 at 4:31 am
Reply

So much time, so much pain. Ada banyak cerita sedih yang justru mengantarkan saya mencicipi kebahagiaan yang sebenar. Ahh… tiba-tiba mbrebes mili 🙂



Paradoks Kebahagiaan (2) – Andri Poernawan
January 5, 2016 at 4:53 am
Reply

[…] pembahasan Paradoks Kebahagiaan di post sebelumnya, kali ini ada sebuah hasil reset lain lagi yang cukup mengagetkan di Universitas […]



Leave a Reply to kutukamus Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

  • Instagram


  • Follow Me On

  • Recent Posts

    • Cari Tiket Murah ke Medan? Jangan Lupa Jelajah Dua Pulau Unik Ini
      January 31, 2018
    • Transformasi
      December 19, 2016
    • Servomechanisms 2
      November 8, 2016
    • Morrisey Jakarta
      October 14, 2016
    • Servomechanisms 1
      August 1, 2016
  • Newsletter

    Join us
    Subscribe to get Update from me delivered to your inbox!
  • About Me

    I am a Citizen of the World, and my Nationality is Goodwill. Welcome to my present internet home.
  • Instagram


  • Follow Me On

  • Recent Posts

    • Cari Tiket Murah ke Medan? Jangan Lupa Jelajah Dua Pulau Unik Ini
      January 31, 2018
    • Transformasi
      December 19, 2016
    • Servomechanisms 2
      November 8, 2016
    • Morrisey Jakarta
      October 14, 2016
    • Servomechanisms 1
      August 1, 2016



@andripoernawan
  • Newsletter

    Join us
    Subscribe to get Update from me delivered to your inbox!
  • Popular Posts

    • Paradoks Kebahagiaan
      November 24, 2015
    • Destiny, Here I am
      December 30, 2014
    • Transformasi
      December 19, 2016
  • Recent Posts

    • Cari Tiket Murah ke Medan? Jangan Lupa Jelajah Dua Pulau Unik Ini
      January 31, 2018
    • Transformasi
      December 19, 2016
    • Servomechanisms 2
      November 8, 2016
  • About Me

    I am a Citizen of the World, and my Nationality is Goodwill. Welcome to my present internet home.

© Copyright Andri Poernawan